Metoda Persalinan Pengaruhi Sistem Kekebalan Bayi
0
comments
Kelahiran seorang anak ke dunia adalah saat-saat yang paling dinantikan oleh pasangan suami istri. Tak heran jika banyak persiapan yang dilakukan dalam masa penantian tersebut, mulai dari mengonsumsi susu untuk ibu hamil, menambah asupan vitamin selama masa kehamilan serta melakukan senam untuk ibu hamil. Semua persiapan tersebut akan bermuara pada proses persalinan, apakah itu normal ataupun melalui proses caesar.
Umumnya, metode persalinan dilakukan dengan persalinan normal dan bedah caesar. Metode yang dipilih akan terkait dengan angka kematian dan kesakitan, baik bagi ibu maupun bayinya. Persalinan lewat bedah caesar terkait dengan kematian ibu 3 kali lebih besar dibandingkan persalinan normal. Angka kematian langsung akibat persalinan caesar adalah sekitar 5.8 per 100.000 persalinan.
Hal itu diungkap Dr. Andon Hestiantoro Sp. OG dari Departemen Obstetrik dan Ginekologi FKUI/RSCM pada acara talkshow bersama anggota POGI Jaya dengan tema "Metode Persalinan Berpengaruh Pada Pembentukan Mikrobiota Saluran Pencernaan dan Kekebalan Tubuh Buah Hati" di Hotel Gran Melia, Jakarta, 3 Juli lalu.
Pada kesempatan itu, hadir pembicara lain yaitu Prof. Patricia Conway dari University of New South Wales, Australia. Menurut Patricia beberapa tahun terakhir, jumlah ibu yang memilih melahirkan dengan cara caesar meningkat signifikan, di Amerika Serikat angka kelahiran caesar meningkat lebih dari 40 %, di Eropa 30 %, Amerika Latin dan sebagian negara Asia mencapai 50% sejak 1996.
Penelitian juga menunjukkan, bayi yang dilahirkan dengan metoda caesar, membutuhkan waktu kira-kira enam bulan untuk mencapai mikrobiota usus yang serupa dengan bayi lahir normal, sehingga bayi Caesar memiliki resiko lebih tinggi terhadap berbagai jenis penyakit. Saluran cerna penting artinya bagi kesehatan tubuh manusia. Fungsi utama saluran cerna adalah mencerna dan menyerap zat gizi agar kebutuhan tubuh dapat terpenuhi. Pada saluran cerna yang sehat mukosa usus mampu menyerap mikronutrien penting dan menolak toksin serta patogen, dan dua pertiga sistem kekebalan tubuh berada dalam saluran cerna.
Saluran cerna memiliki populasi mikroba yang beragam dan kompleks. Mikrobiota saluran cerna ini mempengaruhi kesehatan dengan cara melindungi tubuh dari serangan mikroorganisma patogen, merangsang sistem daya tahan tubuh, membantu kinerja saluran cerna serta memproduksi vitamin-vitamin esensial.
Mikrobiota tersebut diperoleh sejak lahir dari mikrobiota ibu dan lingkungan. Pada persalinan normal, bakteri dari ibu dan lingkungan sekitar membentuk kolonisasi pada saluran cerna. Saat itu, bayi berpindah dari rahim ke lingkungan luar melalui proses yang melibatkan kontraksi berjam-jam. Efeknya, bayi kontak secara alami dengan mikrobiota ibu dan berkoloni diususnya. Mikrobiota, seperti Bifidobacteria dan Lactobacilli, memegang peran utama mengaktifkan sistem kekebalan.
Namun, bayi yang lahir secara caesar kurang terpapar mikroba pada saat dilahirkan. Apalagi bayi yang dilahirkan caesar juga sering kali terpapar antibiotika di masa awal kehidupannya. Akibatnya kolonisasi bakteri menguntungkan (probiotik) di saluran cerna terhambat. Padahal inisiasi koloni bakteri yang diperoleh bayi saat persalinan normal berpengaruh kuat pada perkembangan dan pematangan sistem kekebalannya, yang pada akhirnya mempengaruhi kesehatan bayi.
Pada saat lahir, sistem daya tahan tubuh masih belum dapat berfungsi dengan baik atau belum sempurna. Mikrobiota memiliki peranan yang penting dalam pematangan sistem daya tahan tubuh, khususnya dalam membentuk toleransi oral (mulut) dan mengurangi resiko alergi.
Terdapat dua cara yang bisa dilakukan untuk meningkatkan dominasi bakteri baik di saluran cerna bayi. Pertama, memberikan suplemen bakteri baik secara langsung. Kedua dengan mendukung pertumbuhan bakteri baik yang sudah ada diusus dengan pemberian makanan yang tepat.
Diketahui, air susu ibu (ASI) mengandung gizi terbaik untuk bayi. ASI mengandung bakteri-bakteri yang menguntungkan (probiotik), disamping karbohidrat tertentu yang mendukung pertumbuhan Bifidobacteria. Bayi yang lahir mengonsumsi probiotik akan memiliki mikrobiota menguntungkan dalam jumlah banyak disaluran cernanya.
Banyak bukti yang tersedia untuk mendukung penggunaan probiotik bagi bayi dengan tujuan untuk membentuk kolonisasi mikrobiota saluran cerna yang sehat dan menyeimbangkan sistem daya tahan tubuh, yang pada akhirnya akan meningkatkan kesehatan dan mengurangi resiko alergi.
www.majalah-farmacia.com
Semoga artikel
Metoda Persalinan Pengaruhi Sistem Kekebalan Bayi bermanfaat untuk Anda.